Menulis
adalah aktivitas menuangkan ide dalam
sebuah tulisan. Menulis juga diartikan merangkai kata demi kata sehingga
menjadi kalimat atas ide apa yang kita pikirakan. Pengejawatan pikiran menembus
ide dasar dalam sebuah tulisan bisa juga dimaknai sebuah pokok dari menulis.
Motivasi menulis saya
sederhana. Terlepas orang lain membaca atau tidak, menulis merupakan metode
pendokumentasian sebuah kejadian serta isi kepala yang terkandung saat menulis.
Baik dalam bentuk pengetahuan, pengalaman, perasaan, keinginan, kekesalan,
ajakan, atau apapun yang sedang terjadi pada diri kita.
Menulis ,salah satu caraku untuk mengungkapkan
sesuatu hal melalui secarik tulisan. Tentunya berbeda ketika lisan yang berucap
dengan kata yang mewakili lisan dalam sebuah pikiran. Tulisan akan kekal jika
disimpan oleh pembacanya sedangkan lisan seketika akan hilang begitu saja
ketika kata itu diucapkan.
Untuk mendapatkan
tulisan yang layak dan mau dibaca orang tentunya tidaklah semudah membalik
telapak tangan. Perlu practice ,repetition dan habits. Menulis bukan hanya sekadar bisa menulis. Menulis
adalah sampai kita bisa meletakkan jiwa dalam setiap kata-kata yang kita
tuliskan. Tidak mudah, bukan? Jadi hingga detik ini saya terus berusaha
mengasah pemikiran melalui tulisan.
Ini
yang menjadi motivasi saya untuk menulis.Beberapa orang menganggap penting
sebuah tulisan yang dihasilkan
para penulis. Selain Napoleon Bonaparte yang mengatakan bahwa dirinya lebih merasa takut terhadap 1 orang penulis ketimbang 1000 orang tentara, juga Heinrich Boll, seorang penulis asal Jerman yang pernah meraih Hadiah Nobel Sastra pada 1972 juga berkomentar: “Di belakang tiap kata berdiri suatu dunia, tiap orang yang menggunakan kata harus
menyadari bahwa ia mengguncang dunia”. Nadine Gordimer, sastrawan asal Afrika Selatan juga punya pendapat, “Pada mulanya adalah kata, tetapi kemudian menjadi senjata”. KH M Isa Anshary, seorang tokoh pergerakan Islam di Indonesia menuliskan: “Revolusi-revolusi besar di dunia selalu didahului oleh jejak pena dari seorang pengarang. Pena pengarang mencetuskan suatu ide dan cita, menjadi bahan pemikiran pedoman berjuang”
para penulis. Selain Napoleon Bonaparte yang mengatakan bahwa dirinya lebih merasa takut terhadap 1 orang penulis ketimbang 1000 orang tentara, juga Heinrich Boll, seorang penulis asal Jerman yang pernah meraih Hadiah Nobel Sastra pada 1972 juga berkomentar: “Di belakang tiap kata berdiri suatu dunia, tiap orang yang menggunakan kata harus
menyadari bahwa ia mengguncang dunia”. Nadine Gordimer, sastrawan asal Afrika Selatan juga punya pendapat, “Pada mulanya adalah kata, tetapi kemudian menjadi senjata”. KH M Isa Anshary, seorang tokoh pergerakan Islam di Indonesia menuliskan: “Revolusi-revolusi besar di dunia selalu didahului oleh jejak pena dari seorang pengarang. Pena pengarang mencetuskan suatu ide dan cita, menjadi bahan pemikiran pedoman berjuang”
Jejak yang saya tapaki saat ini, menulis bukan sekedar
memenuhi isi diary tapi saya berkeinginan
menjadi penulis. Penulis ideologi yang menjadi sebuah cita-cita. Saya ingin menulis agar orang tercerahkan dengan
tulisan yang saya buat. Sesuai dengan implementasi tujuan hidupku saat ini
bukan hanya Dakwah bil lisan tapi juga Dakwah
bil qollam. Saya ingin menjadi
motivasi bagi orang lain.Walaupun saya masih penulis pemula bahkan amatir J, masih banyak terdapat kekurangan
disana sini tapi saya berusaha untuk melayakkan diri menjadi seorang penulis.
Salam
penulis !
^__________________^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar