Senin, 23 September 2013

Rinai Kerinduan




Kerinduan yang dalam hingga tak ada batas waktu untuk merasakan hal itu.
Kerintihan saat-saat membuncah  untuk dapat bersama dalam episode lalu.
Kerontahan jiwa yang haus oleh pelukan hangat serta belaian lembut mengelus tubuh mungil ini.
Keheningan disaaat hiruk pikuk jeritan manusia-manusia egois.
Kesempitan disaaat hamparan luas singgah berdatangan lalu lalang.

Ibu...
Tetesan ini telah membuncah.
Jiwa ini merontah kesakitan
Hanya Kesendirian yang  ku dapati

Ibu...
Kemana bahu tegar itu
kemana pelukan yang membuatku tenang
tak terdengar lagi gerimis-gerimis lokal disaat kau meminta kepada Sang Penguasa Jiwa manusia untuk anak-anakmu
Aku rindu akan tawaku yang membuatku untuk segera ingin cepat pulang

Ibu....
Tahukah engkau,,,, kehadiran penggantimu justru membuat ku semakin kerdil
Tak pernah ku rasakan hangatan sebuah keluarga disaat semuanya masih disini

Ibu.....                                                                                                         
Enam belas tahun kini berganti
Kau berhasil menjadikan kami menjadi manusia-manusia yang tak rakus akan fananya dunia
Kau berhasil menjadikan kami sosok yang penuh ketegaran akan sebuah kehilangan

Ibu....
 jutaaan cinta sayang mu
Ribuan hangatnya belaianmu,
Serta ratusan kesabaranmu dalam mendidik bocah’’ nakalmu
Itu semua tak mampu kami hargai dengan segunung materi,
Terimalah butiran-butiran doa yang selalu kami hanturkan tiap ibadah kami
Semoga kelak kita akan bersama-sama melanjutkan episode kebahagiaan di surga firdausNya kelak.