Sabtu, 19 November 2011

pelangi cinta dari sang kakek


Seorang tua renta  sedang berjalan ditengah keramaian kota. Dengan gantungan kerupuk menggelayuti pundaknya. Pakaian yang lusuh sangat miris  dari kacamataku. Terlihat  sebuah kayu panjang yang telah setia menemani setengah abad hirupan nafasnya. Menapaki hidup yang begitu gelap terasa, sangat tak adil untuknya walau hanya berharap sesuap nasi. Warna-warni dunia tak bisa dia pandang lagi sejak karunia itu Allah cabut. Hanya gelap gulita yang menuntun hidupnya. Ya ALLAH nikmat Tuhan Mu Yang Manakah yang ku dustakan??? Aku tak akan sanggup jika berada pada posisi sang kakek. Firman ALLAH begitu terbukti disaat kita melihat fakta seperti ini. Allah tak kan membebani suatu kaum Kecuali ata dasar kesanggupannya”. Kakek itu begitu sanggup dan berlapang dada menghadapi cobaab yang kini ia alami. Kakek tak perlu mengeluh, bahkan ia tak perlu bantuan orang lain menuntunnya.
Allah Akbar… Ya Allah hati ku begitu amat tersayat melihat fakta ini. melihat kondisi ku sekarang yang jauh dari kekurangan dibandingkan kakek Jamal. Ampuni hambah mu yang dhoif  ini yang Rabb yang lupa bersyukur akan besarnya nikmatMu.
Sang kakek bukanlah sampah kota yang banyak orang mencemoohnya,,, beberapa bulan yang  lalu sang kakek buta, penjual kerupuk ini diundang oleh   enam professor dari Universitas Indonesia. Hah???
Anda tahu untuk apa teman2  seorang penjual kerupuk di undang ke Universitas Ternama di Indonesia itu?? Kita juga tahu tak sembarang orang bisa masuk kesana kecuali  cendekiawan2 cerdas yang katanya bisa masuk.. apakah sang professor mau beli kerupuk sang kakek? Tentu saja tidak, pasti gengsilah seorang professor membeli kerupuk yang murahan dalam sudut pandang kebanyakan orang. Jadi untuk apa, tentu sulit dipercaya jika sang  kakek hanya jalan-jalan saja kesana.
Menjadi motivator dan inspirator perjalanan hidup bagi mahasiswa cerdas di Universitas Indonesia  yang memaksa kakek masuk kegerbang Universitas favorit itu. Subhanallah !!
Ternyata Sang Proffesor yang latar belakang nya sudah berada di S ke3 saja belum mampu menjadi motivator untuk mahasiswa.  Ya ALLAH begitu adil Engkau kepada umatMu. Kecil belum tentu dipandang sebelah mata. Terdapat sebuah bulir mutiara yang sangat berharga bagi kita untuk selalu melihat kebawah.
Ya buta bukan berarti sudah tak punya apa2 lagi.. terbukti setelah sang kakek masuk islam beberapa tahun yang lalu dia begitu menemukan hakikat hidup yang ia jalani sekarang. Dia begitu ikhlas menerima takdirnya. Terbukti ALLAH selalu memberi pelangi keimanannya begitu kuat  serta Allah mengutus malaikat yang menjadi penuntun dalam hari-harinya.
Dia berkata, “ Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkan lah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun setelahku. Sungguh Engkaulah Yang Maha Pemberi
Kemudian kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut perintahnya ke mana saja yang dikehendakinya.” QS. Shad : 35-36.
Seandainya khilafah sudah tegak kembali saat ini….( pikirku  sesaat)
Kontras sekali kelayakan hidup seorang umat ketika ada khalifah. Pastilah sang kakek akan diayomi. Khalifah akan memberikan Sang kakek  seorang pembantu untuk membantunya beraktivitas.. sabar ya Kek,, ada kemudahan disaat kesusahan itu berakhir. Allah selalu melihat keikhlasanmu.




_hamba Dhoif_
Fakrun Nisa Haffeza

Tidak ada komentar:

Posting Komentar