#Last story.... 31/12/2015
Tepat akhir tahun alhamdulillah ada waktu rehat untuk
sejenak menikmati sekaligus menatap alam dengan hamparan yang luas ciptaanNya
di kota tetangga sebelah.
Planning dari teman teman media untuk berencana travelling akhirnya
terkabul dalam waktu dan kondisi yang tepat. Namun bukan maksud latah merayakan gempita akhir tahun tapi waktunya
bertepatan pada waktu renggang setelah acara kongres.
*keberangkatan
Tepat pukul 08.30
kereta membawa perjalanan kami berenam. Hampir saja, si Widhia ketinggalan
kereta api. Pasalnya dia miskom waktu dengan si ayah. Walhasil ia tergopoh
goyoh saat detik detik kereta api berjalan. Hehe... alhamdulillah.. hayooo pak
masinis kita jalan. Bismillah.
“tut...tut....tut.........jreng........jreeng..................
tut...tut....tut.........jreng........jreeng..................”
Kereta membawa kami pergi meninggalkan sejenak Kota Ampera. Eh... ternyata ada beberapa dari kami yang
baru merasakan naik kereta api. Mereka terlihat excited dengan kondisi kereta
yang menyenangkan daripada bis. Kalo saya sudah pernah merasakan sebelumnya
namun dengan suasana ramai seperti ini yang membuat suasananya berbeda dengan penuh
kehangatan persaudaraan karena Allah. Ternyata bahgaia itu sederhana. Cukup menginjakan kaki
bersama orang orang tersayang, akan merasakan apa itu bahagia.
Alhamdulillah,
perjalanan menuju kota Lampung sungguh menyenangkan ditemani kereta api dengan
pemandangan hijau yang membawa kami dari matahari belum terbit hingga disambut
oleh terangnya sang bulan. Kami disambut
dengan begitu hangatnya oleh keluarga kecil ustd. Iman, Mb Nur dan si imut
Nadiyah. Mb Nur yang baru beberapa bulan juga berkesempatan untuk hijrah ke
Lampung. Beliau menjadi inspirasi saya untuk berdakwah, menjalani kehidupan,
serta tak pernah mendengar sedikitpun kata keluhan dengan kondisi perjalanan
hidup beliau pada awalnya. Serta musrifah yang cukup lama menemani saya untuk
mencerdaskan pemikiran serta menuntun kejalan islam kaffah.
Tepat pukul 8.30 kami menginjak kaki di kota yang sangat
terkenal dengan keripik pisang dan singkong ini.
Travelling dengan sesama yang belum pernah menuju kota ini
penuh dengan H2C, Harapa harap cemas. Pasalnya melihat stasiun yang kami harusnya berhenti hampir saja terlewatkan
karena kondisinya tak ada pemberitahuan untuk turun dialamat mana, pun kami tak
bisa melihat plang stasiunnya karena kegelapan sudah menutup malam.
Mungkin pemandangannya akan lebih berkesan ,seru, bahkan
kalian akan terbahak bahak saat kalian menyaksikan kami saat pemberhentian di stasiunnya.
Maklum pemandangan yang berbeda dari yang lain. Hahaaaha....
Terdengar Mbak Nur menelpon “hayooo... kalian TUURRUUN. Mb sudah
didepan stasiun. Kalian dimana? waktunya
stop distasiun ini...hayooo”
Dengan buru buru saat mendengar pemberitahuan itu kami dengan secepat kilat mengambil barang barang tas dan peralatan
lainnya mencari pintu keluar.. tengok kanan tengok kiri.. tak ada pintu yang bisa dibuka.
Akhirnya ada petugas yang membantu kami dipintu sebelah kanan.
Saat pintu terbuka ... begitu terkejutnya kami saat melihat
pemandangan diluar... sambutan karpet merah dengan bunga sebagai ucapan selamat
datang terhadap pelancong mungkin hanya sekedar disinetron saja. Pemandangan yang kami lihat tak ada tangga untuk turun dari kereta menuju
stasiun, jarak ketinggian hingga mencapai 1 meter lebih. Kami dipaksa untuk turun diantara 2
kereta,kiri dan kanan. “oh.... ya Tuhan... masa akhwat dengan kerudung panjang
dan jilbab harus loncat loncat seperti ini. pikirku. Emang kagak ada tempat
lain yang lebih bagus yah” pikirku.
“Hayooo nak cepat loncat dan turun, nanti kereta nya jalan”Salah
satu penumpang mengingatkan kami untuk segera meloncat.
“Bismillah.....Bruk...brukkk...brukk...bruk....brukk....brukkkk”
Akhirnya tak ada
pilihan lain untuk loncat... kemudian
naik batuan tinggi diantara kereta, turun lagi ... akhirnya setelah berjalan cukup jauh alhamdulilah batang hidung mb Nur, Ustd Iman dan Si Imut Nadya sudah terlihat. Dengan wajah
yang sangat bersahabat mereka menyambut kami. Mungkin inilah yang dinamakan
persaudaraan karena ikatan cinta aqidah.
Kami sampe tertawa melihat kejadikan yang kami sendiri
mengalami pengalaman baru nan lucu tersebut. Ternyata pengalaman kocak tak hanya sampai
disitu,,, dari stasiun kami menuju mobil yg akan mengantarkan kami kekediaman mb
Nur.. kendaraan yang kami naikin ternyara bukan taksi, bukan bis, bukan
angkot, tapi tertulis Tertulis BASARNAS ( Search And Rescue ) disebuah mobil orange, Owaaalh... ini benar benar pengamalan orang yang
berusaha diamankan oleh tim SAR. ;)
mobil SAR yg akan
membawa kami kerumah mb nur.. jadi lengkaplah serasa diselamatkan SAR ketempat
penampungan., dari Palembang - Lampung. hehehe... Bukan sebuah kebetulan, dikarenakan Ustd. Iman emang kerja di BASARNAS jadi yah kami bisa dijadikan simulasi korban. xixixixiiii....
^______^
Suasana diLampung sungguh masih sangat natural. Alam nya
masih sangat bersahabat.... bedah jauh dengan kondisi Palembang yang sudah tak
terhitung dibabat para kapitalis. Bahkan sedikit sekali kami merasakan macet,,
selebihnya lancar layaknya jalan tol. Hmm... berbeda halnya saat palembang
yang sudah seperti kota Jakarta. Macet hampir tiap waktu. Penduduknya pun juga
ramah ramah. Apalagi saat dilampung kami bisa kopdar dengan mb Ridha
Pane. Beliaulah yang menjadi guide kami untuk hunting selama diLampung. Seorang ibu muda
yang juga bagian dari MNC dan juga pendidik di Khoiru ummah. Sehingga ngobrol
sama beliau begitu garing layaknya kerupuk renyah, langsung nyambung saat berceloteh. Baik cerita mengenai
pergerakan dakwah, perkembangan media, sekolah maupun kekinian. Rasa ukhuwah pun dengan mudanya
bisa mneyatu karena pemikiran,perasan dan peraturan telah berada di jalur yg
sama. Layaknya bertemu teman lama yang sudah begitu lama memendam rindu.
Hhmmmm.................................. BEACH
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! We're coming....
Subhanallah.. akhirnya bisa menyaksikan pantai juga.
Hehee... kampungan banget yah, maklum biasanya Cuma sungai yang terlihat.
Masya Allah.... luasnya pantai menandakan begitu maha besar
Allah yang tiada batas penciptanya.
Angin pantai begitu menyenangkan. Alhamdulillah kami bisa
mencari tempat duduk menatapi pantai dengan santai tepat penghujung tahun, tepat 31 Des 2015. Karena jika harus pergi
tepat 1 jan 2016 tentunya tak akan bisa dapat lokasi.
==================================================
*Pantai mutun yang menyimpan kebersamaan kami yang masih
dalam hitungan jam.
Terima kasih cinta...
Terima kasih Lampung...
Cinta dilLangit Lampung.
Semoga Allah terus mengistiqomahkan kita.
Aku mencintaimu karena Allah wahai Saudariku.
Mb Nur, Mb Melyaza, Wahyuni, Mb Ridha ,Badriah, Nisa, dan Widhia.
(Tak lengkap Tim media, Fitri, Marini dan Vera)
Aku mencintaimu karena Allah wahai Saudariku.
Mb Nur, Mb Melyaza, Wahyuni, Mb Ridha ,Badriah, Nisa, dan Widhia.
(Tak lengkap Tim media, Fitri, Marini dan Vera)
#edisiCapekNulis.
Banyak ide l namun jari ini sepertinya dah lelah. ;)
1 Februari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar