Menjaga keistiqomahan memang sungguh
sulit... ibarat menjaga benteng pertahanan ketika musuh siap menyerang dengan
berbagai rudal dan peluru meruntuhkan pertahanan yang telah dibuat kokoh.
Miris ketika banyak terdengar kabar seorang
ustadz bisa menjadi preman bahkan tak sedikit kabar ustadz menzinahi santrinya
sendiri, tak sedikit juga ustdaz ikut
terjemah dalam jeramah korupsi, banyak
ustadz yang rela menjual agamanya demi materi dan jabatan yang ingin diraih. Yah... terlena dengan
hiasan dunia yang sesungguhnya hanya fatamorgana menjadi akar masalah saat ini.
Yang pada akhirnya sang ustadz akan dilebel dengan panggilan ‘mantan ustdaz’.
“..... Sesungguhnya aku tidak
mengkhawatirkan kalian akan menjadi musyrik sepeninggalanku. Akan tetapi , yang
aku khawatirkan atas kalian adalah kalian berlomba-lomba mengejar dunia,...(
HR.Al bukhari, Muslim, dan Ahmad).
Banyak hal yang ku temui dari kacamata
hidup ku hingga detik ini. Orang yang pernah ku kagum dari caranya menjaga
iffah dan izzah yang sangat luar biasa
bisa tumpang keistiqomahan dalam
perjuangan. Karena sebuah naluri saja akan
meruntuhkan benteng yang telah dipupuk kokoh oleh sebuah rapuhnya
keimanan. Padahal jalan yang telah ia
tempuh dalam membangun suatu peradaban baru dalam hidunya telah menghancur
leburkan . perjalanan tertatih-tatih dalam jejak menggapai cintaNya yang sungguh
sulitpun seolah bagai insomnia belaka. Semuanya buyar ketika Allah telah menjauhkan istiqomah dalam
hidup nya.
Entah begitu relanya menukar sebuah pemikiran
yang telah diasah menjadi pemikiran mustanir menjadi dangkal tak bersisah. Ibarat
air yang telah diresapi oleh busa, hanya setitik yang bersisa. Rela menggadai
keimanan dengan sebuah naluri fatamorgana. Yah naluri fatamorgana kataku. Padahal
kalian sudah amat mengetahui bagaimana mengelola sebuah naluri. Tentu ingat
bukan ketika naluri itu terpancing dia akan mendekat. Ibarat dua kutub magnet
utara dan selatan. Kau malah melakukannya. Bisikan setan yang lebih kau pilih
dari pada malaikat yang selalu update status mu. Kenapa kau tidak langsung
menikah saja untuk dapat lebel halal. Padahal Allah tak membatasi umur bahkan
rezekipun akan kau raih ketika menuju
ridhoNya. Coba bayangkan apa yang terjadi ketika adik-adik binaanmu yang selama
ini mengagumi istiqomah yang kau punya seketika melihat dengan kasat mata apa yang sedang kau lakukan.
Tiba-tiba kau bergandeng tangan dengan akhwat/ikhawan yang belum halal untukmu ketika
nonton bareng atau sekedar boncengan. Tentunya kau akan segera dapati lebel ‘mantan
aktivis’ yang munafik kawan ! aib mu akan tersingkap.
Sedih !! sungguh amat sedih ketika banyak saudara
kita yang telah mengazamkan hidupnya untuk terus sikoh dalam perjuangan menggapai
mimpi bersama kaum muslimin yang dicita-citakan kini mengatakan mundur dalam
dakwah. Apa alasan kalian hingga bisa memutuskan perkara ini kataku?? Yang terus saja aku ingin mendengar beribu
alasan yang bisa kalian lontarkan. Tapi bungkam hanya terdegar membisu.
Menurutku Sulit diterima secara logika
,ketika kegemilangan perjuangan sudah
didepan mata, umat kian sadar dengan sistem yang rusak serta ikut barisan
perubahan, medan perjuangan semakin kokoh, nasrullah itu sudah didepan mata,
lantas apa alasan kalian untuk mundur? Apakah
kalian hanya ingin memutuskan menjadi penonton saja dalam perjuangan ini, atau
kalian ingin menjadi pengkianat dalam dakwah?
Saudaraku mari kita terus berdoa untuk
selalu teguh dan konsisten dalam istiqomah.
---Cinta kepada Allah selalu bahagiakan hambah
yaitu lidah dan air mata. Tiap perkataaan
meereka bagaikan Penyambung nafas dunia. Mungkin umat bagikan laron tak suka di halau
api. Dia akan menggigit kita seketika. Namun itulah kenikmatan dakwah . Bilakah
pantas seorang manusia berkeluh kesah dalam dakwah manakala Rasulullah saw penghulu segala kebaikan terus
semangat mengobarkan islam.
Logam akan berkarat seiring waktu. Namun emas
tetaplah emas. Waktu adalah satu2nya pemisahan antara keistiqomahan dan yang
ditinggalka--- (felix)
--‘’--
istiqomah
adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri
maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan
(kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya. Inilah
pengertian istiqomah yang disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali. Istiqomah
merupakan suatu benteng yang kuat dalam keterikatan hukum syara’ kepada Allah.Di antara ayat yang menyebutkan keutamaan istiqomah adalah firman Allah Ta’ala,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar