_____-^^^-
Allah Akbar... Allah Akbar... Allah Akbar... Subhanallah
saya begitu takjub ketika berada di Jakarta dalam acara akbar Konferensi Nasional Mahasiswa dan
Intelektual beberapa minggu yang lalu.
Begitu semaraknya acara itu dan menggelegarkan kampus negeri ternama di
Indonesia dengan pekikan Takbir. Walaupun panitia SDM yang minim mampu
menghadirkan perwakilan mahasiswa seluruh Indonesia. Selama perjalanan menuju
UI sambutan Ar Royyah Al Liwah berkibar menyambut para peserta konferensi,
rasanya dalam pikiran ku saat itu Khilafah sudah didepan mata. Subhanallah! So Great buat perjuangan mahasiswa yang
merupakan Agent of Change and also iron stock. Saya sangat bersyukur berada
diantara ribuan para muslimah mustanir menjadi salah satu penggerak roda kampus dalam memperjuangkan islam yang
menjadi cita-cita besar umat. Acara ini juga mengikat ruh jama’i yang begitu erat, padahal kami satu sama lain
tak kenal tapi itu lah kekuatan sebuah
ideologi yang telah mengikat dalam pikiran kami. Ideologi yang berasal dari
asas Sang Mudabbir.
Kami ibarat seorang musafir dan bertemu dengan saudara
seperjuangan dalam sebuah agenda besar. Momen ini juga merupakan the first experience
bagi ku dalam mengikuti jenjang acara
Nasiona. Aku sangat bersyukur yang selama ini hanya melihat perjuangan hanya
lingkup kota saja kini sudah merasakan
lingkup nasional. Apalagi dalam acara tersebut terdapat perwakilan dari Inggris
yaitu Dr. Nazreen
Nawaz sebagai Women Media Representatif of HT. Seperti
yang dikutib dari intellectual speech nya yang
begitu subhanallah :
“So sisters, the youth of Islam should be
the Role Model for youth everywhere – and rightly so – because the youth who are
the obedient servants to Allah, who grow up in the worship of their Creator,
following His Commands, staying away from His Prohibitions, are the ones who
are distinguished in their character and the most noble in behavior, slaves to
Allah and not slaves to their desires.They
are the ones who seek the most perfect ahlaq (morals), aiming high in every
aspect of life.”
Hmm.. oke kawan mungkin itu sedikit ole-ole yang saya
dapat kan dari agenda besar dakwah yang pernah ku ikut, insya Allah nanti bisa
gabung dalam acara internasional juga ^^ amin. Subhanallah saya sangat
bersyukur dalam medan jejak yang salah langkah hingga detik ini. Koq bisa
yah? Kalian pasti juga bertanya koq bisa
ikut dalam agenda besar itu, apa sih pentingnya? Baiklah kawan saya akan sedikit
membuka album sejarah jejak yang telah saya ukir hingga saya bisa katakan saat
ini Ideologi islam harus kita perjuangkan hingga titik darah penghabisan. Koq
sereum banget? ^_^ yah itu lah yang dirasakan seorang hamlu dakwah ketika sudah merasakan manisnya perjuangan walaupun pahit terasa. Sedikit goresan perjalanan dakwah ini semoga bisa sedikit menjadi inspirasi bagi
kawan-kawan walaupun masih banyak kekurangan disana-sini. Bismillah.
Genap 21 tahun aku menapaki jejak bumi Allah.Tapi nafas aturan hidup bukan
berasal dari penggenggam jantung dunia, Rabbul Izzati. Bumi yang begitu subur dengan hasil alam yang melimpah, emas ibarat gunung ,
sumur minyak melimpah ,sebaliknya sumber
kekayaannya tak bisa dirasakan oleh umat karena
kerakusan kaum pencilat kapitalis.
Dalam episode ini saya akan membuka tabir sejarah
hidup saya menemukan begitu indahnynya jejak-jejak islam, jejak para Nabi dan
Rasul, jejak saya untuk kali pertama mendaki kata yang bernama ‘dakwah’. Saya
hanya butiran debu yang tak berarti , deburan ombak yang mengikuti lempengan
magma dilautan, rintikan hujan diantara dahsyatnya
gemuruh halillintar. Ya saya hanyalah makhluk biasa yang Allah ciptakan.
Saya bukan dari keluarga ustadz, apalagi kyai. Backround keluarga
saya alhmdulilah sudah menjalankan islam artian ketika sudah melaksanakan
sholat secara full berarti sudah sempurna islam nya. Saya dan kakak-kakak saya
diajarkan sholat dan mengaji dari kecil. Jadi ketika saya sudah menjalankan itu lepaslah tanggung
jawab orangtua dalam masalah agama.
Jejak pikiran saya mulai mengerti derasnya arus deburan ombak pencarian ‘who I
am “ ketika dibangku SMA. Saya sudah mulai
terpikir siapa saya ini dan untuk apa
Allah ciptakan saya. Apakah hidup saya untuk belajar atau hanya mencari sebuah kebahagiaan? Tapi
pikiran itu hanya berselang tergantung di brain yang belum terurai. Saya
mulai berpikir untuk mencari aktivitas lain selain belajar dan belajar. “Emang tujuan kita hidup cuma belajar”, pikirku. Aku mulai jenuh
dengan aktivitas yang tak membuah suatu pengalaman
yang “wah”. Apalagi saya termasuk kategori anak yang sangat pemalu, saya enggak
suka keramaian yang enggak jelas,
tapi ingin selalu mencoba hal baru.
Saya banyak menghabiskan waktu di perpustakaan. Saya pernah membaca
biografi-biografi orang hebat, mereka mengembangkan diri jadi sukses dengan cara
ikut organisasi. Akhirnya saya melirik organisasi disekolah. Ada banyak
organisasi , saya pikir dengan mengikuti banyak aktivitas menghilangkan rasa
kebosanan saya belajar dan menjadi
salah satu calon orang hebat juga
^____^. Ada beberapa pertimbangan saya memilah organisasi,
tentunya itu hal yang menarik bagi saya
dan tak mengakibatkan fisik. Saya disekolah suka melihat mbak-mbak yang terlihat anggun dan cantik ketika kerudung
lebarnya terurai panjang dan juga terlihat segerombolan kakak ikhwan , yang biasa saya
sebut dulu, hehe.Saya liat mereka aktivitasnya banyak
dimasjid dan secret area.
Aku kagum dengan aktivitas mereka. Walaupun secara
kasatmata organisasi PMR, Paskibraka, Marching Band lebih menarik untuk disaksikan
tapi hatiku tak bergeming.
Aku putuskan untuk
memilih ROHIS sebagai pencarian jati diriku.
Alhmdulilah ketika aku mulai gabung di ROHIS terlihat
perubahan dengan diriku. Superman kali
berubah! Hehe. Maksdunya gini Aku yang dulu Cuma tahu
sholat saja yang wajib
kini mulai belajar menjalankan hal yang
wajib dan sunnah serta belajar untuk memakai kerudung. Memakai
kerudung bukan hal yang susah bagiku karena kakak-kakakku sudah memakai semua,
kecuali satu kakak ku
yang belum mantap.
Bismillah aku tutup
hijabku dengan kerudung mengulur ke dada. Karena itu merupakan pakaian muslimah
yang mesti kupertanggungjawabkan nanti di akhirat.
Dari organisasi
ini aku menemukan pengetahuan baru dari mengikuti talkshow remaja, rikhlah
sampai mabit bareng ,itu yang dikerjakan oleh kelompok liqo ku. Dari waktu ke
waktu juga aku memperbaiki diri , tapi kelalaian masih sering saja aku lalai tak
sengaja melakukannya.
Saya pernah
diceritakan oleh murrabih (guru) liqo ku mengenai kondisi Palestina , saya sangat
teriris melihat kondisi di
Palestina yang digempur Israel laknatullah. Sudah bertahun-tahun wilayah itu
digempur. Bulir-bulir gerimis secara
reflex membanjiri pipi ketika rutin kami menonton tayangan Palestina. Kami
hanya bisa berdoa untuk saudara di Palestina dan mengumpulkan dana yang bisa
disumbangkan. Kata murrobi ku kita enggak ada jalan lain menolong mereka selain
berdoa dan hanya Allah yang mampu menolong mereka.
“Bukankah doa itu
selemah-lemahnya iman? “ ,Pikirku.
Tapi aku tak menggubris itu semua, pikiranku belum semustanir sekarang. Aku belum berani berpikir kritis saat itu. Genap
1,5 tahun sudah aku
menjadi aktivitis bersama saudara-saudara di Rohis. Tapi aku belum menemukan
siapa jati diriku.
Selang waktu berjalan ketika
masuk perguruan tinggi aku
pun melanjutkan perburuan hidupku dengn masuk organisasi yang sama dengan Rohis
yaitu LDK. Kalian pasti tak asing dengan singkatan itu. Karena hampir seluruh
kampus banyak mahasiswa aktif dilembaga tersebut. Lembaga Dakwah Kampuss. Aku
aktif juga di lembaga ini.
selain niat untuk belajar islam lebih mendalam lagi, aku pun ingin lebih mengeksis kan diri menjadi pengurus
struktur organisasi menjadi salah satu tujuan . Agenda dakwah yang
kami agendakan misal bedah buku islam, kunjungan ke panti asuhan, dll. Serta
agenda rutin yang diadakan yaitu milad lembaga
yang sedang kamu naungin saat ini, dengan seabrek kegiatan-kegiatan yang
dilakukan. Misal dengan lomba-lomba
nasyid, tilawah, kaligrafi sampai lomba fashion show busana muslim dan tak lupa
hiburan yang disuguhkan yaitu penampilan nasyid idola para aktivis dakwah
kampus, tak jarang mereka gencar masukan proposal untuk bisa mencukupi dana
mengundang tim nasdyid nasional. Mereka juga mengadakan tabliq akbar mengudang
dai’ kondang nasional. Tentu saja dengan menguras keringat dengan bayaran yang
berjuta-juta. Aku sedih dengan kondisi seperti ini koq umat islam mau belajar
islam dengan ustadz-ustadz tenar
susah minta ampun, bukan hanya susah
dilobi tapi yang lebih mencekik lagi bayarannya kawan-kawan. Sungguh angka yang fantastis!! Dakwah sudah dijadikan
tumpuan hidup bukan ikhlas sepenuhnya dalam menyebarkan islam.
Sehingga para aktivis dilupakan dengan tujuan dakwah secara real malah berada dalam kegalauan bagaimana umat akan paham jika
mengundang ustadz terkenal saja begitu
ribet. Aku miris melihat fakta seperti ini.Para aktivis terjebak pada system
kapitalisme tapi mereka bungkam dengan akar masalah sekarang. Terjadilah perjuangan
yang apatis. Mahasiswa yang seharusnya menjadi leader dalam perjuangan, tapi
yang mereka perjuangkan adalah perjuangan yang semu, perjuangan suatu kelompok. Dilema bagi pejuang dakwah!
Derasnya bergolakan batin, dengan seribu pertanyaan apa
yang terjadi dengan kondisi mahasiswa serta masyarakat yang makin hari makin
sengsara, terutama lagi bisa-bisanya para pejabat dengan mengajak keluarga besar mereka bertamasya ke luar negeri atas izin studi
banding agar tatanan bangsa semakin
bagus , itulah yang terdengar oleh
telinga masyarakat. Lalu apa hasil yang mereka dapatkan setelah kembali
ke tanah air. “oleh-oleh” berupa kerjasama menjual aset bangsa kepada asing.
Na’uzubillah. Kemanakah peran mahasiswa ketika kekayaan alam akan dijual ke
asing dan banyak pasal-pasal pesanan asing sebagai penanaman modal di negara
ini. Mahasiswa saat ini pun sudah terbius oleh perjuangan yang utopis,
memperjuangkan islam lewat bantuan parlemen. Jelas ini suatu kebathilan yang
tidak dicontohkan baginda Rasul. “Andai
matahari ditangan kanan ku dan bulan ditangan kiriku, Aku tidak akan
meninggalkan perjuangan ini”.
Suatu ketika penat kejenuhan merasuki pikiranku. Aku
duduk diteras masjid yang berada tepat seberangan dengan kampus ku. Setelah
berkhalwat dengan Allah siang ini, aku bersandar di salah satu pilar masjid.
Aku ingin sejenak melupakan masalah kuliah dan rapat yang begitu rutin menyita
waktu istirahatku. Ada salah seorang akhwat mendekati sembari menyodorkan
selembaran seperti bulletin membangunkan alam bawa sadarku. Aku belum mengenal
akhwat itu, baru pertama ini aku mengenalnya. Mungkin aktivis dakwah kampus
tetanggaku kali yah pikirku. Aku pun langsung diajak ngobrol oleh beliau. Entah
aku lupa judul bulletin pertama kali yang ku pegang tentang tema apa. Yang jelas
aku pertama kali mendengar aktivis seperti itu. Seingatku dia menjelaskan suatu permasalahan yang terjadi dan menyampaikan solusi dengan syariah
dan khilafah.
“Syariah dan Khilafah”, dua kata itu kini telah menjawab
siapa jati diriku dan beribu pertanyaan yang kulihat dengan kondisi sekarang. Aku
dan semua makhluk Allah di bumi ini tidak diciptakan Allah begitu saja
melainkan tujuan nya untuk beribadah kepadaNya sebagaimana firman Allah Qs.
Adz-Dzariyat:56 “Tidak Aku ciptakan manusia dan jin kecuali beribadah kepadaKu”.
Tentunya disini beribadah dengan menjalankan syariah islam secara kaffah.
Syariat itu tidak bisa kita terapkan sempurna tanpa ada payung yang menaungi
yaitu Daulah Khilafah Islamiyah. Ini lah yang akan menjadi bukti keimanan kita
kepada Allah, jika kita telah beriman bahwa Allah sebagai Sang Khaliq dan
Muddabir tentunya kita tak bisa diam melihat kondisi sekarang. Kita sholeh
secara pribadi wajib, haram ketika kita tak mensolehkan orang lain.
“Perumpamaan orang
yang menjaga dan menerapkan batas (peraturan) Allah adalah laksana kelompok
penumpang kapal yang mengundi tempat duduk mereka. Sebagian mereka mendapat
tempat di bagian atas, dan sebagian lain di bawah. Jika mereka (yang ada di
bagian atas) membutuhkan air, mereka harus berjalan melewati bagian bawah
kapal. Mereka berujar, “Bagaimana jika kami melubangi saja bagian bawah kapal
ini(untuk mendapatkan air)sehingga kami tidak perlu sampai mengganggu orang
yang berada di bagian bawah.”Jika kalian membiarkan mereka berbuat menuruti
keinginan mereka itu, maka binasalah mereka , dan seluruh penumpang kapal itu.
Namun, jika kalian mencegah mereka, selamatlah mereka dan seluruh penumpang
yang lain.” (HR Al Bukhari)
Itu lah gambaran kondisi kaum muslimin sekarang. Kaum
muslin yang 90% islam tapi aturan yang diterapkan merupakan aturan dari manusia
yang serba terbatas. Serta kondisi kaum muslimin yang semakin bersikap
individualis, hedonis serta liberal telah mengakar. Tak ada kata lagi bahwa
kaum muslim itu ibarat satu tubuh sekarang sudah bercerai berai. Konflik
Palestina hanya bisa diselesaikan dengan adanya sosok khalifah yang akan
menendang Israel dari tanah suci Palestina. Ini lah buah busuk sistem kapitalisme
yang semakin bobroknya. Dengan berbagai
persoalan yang ada mulai dari individu, masyarakat bahkan negara akar masalah
terletak pada sistem yang ada. Solusi nya kembali kepada hukum-hukum Allah
dengan menerapkan syariah dan khilafah. ” ..kemudian akan ada Khilafah,yg sesuai
metode kenabian.." (HR. Ahmad). Banyak orang muslim sendiri masih
beranggapan bahwa khilafah itu hanya utopis, sedangkan kaum barat yang notabene
nya kafir sudah bisa memprediksikan dengan 3 perang ideologi, mereka
berpendapat bahwa yang akan menggantikan sistem kapitalisme yang sudah diujung
tanduk yaitu negara khilafah fase ke dua. Sehingga mereka berbagai upaya
meracuni dan mencuci otak kaum muslimin dengan pikiran barat. Sesungguhnya kita
sekarang masih dalam kondisi terjajah, bukan jajahan fisik tapi pikiran kitalah yang dijajah. Khilafah adalah
sebuah sebuah janji, yang tidak datang begitu saja melainkan harus
diperjuangkan. “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu mengubah
apa yang ada pada dirinya”.
Insya Allah harakah dakwah ini lah yang selama ini ku
cari. Harakah dakwah yang sesuai tujuan
untuk menyatukan kaum muslim seluruh dunia dengan mengembalikan hukum-hukum
Allah dengan metode perjuangan yang sempurna berkiblat kepada Rasulullah.
Harakah yang telah menyatukan negara-negara dunia dengan mengemban ideologi
islam. Semakin jelas perjuangan yang haq
dan batil itu. Semoga kita semua istiqomah dibarisan dakwah ini.
Kereta dakwah akan
terus berjalan, Ada atau tanpa kita. Kita yang membutuhkan islam bukan islam
yang butuh kita. Menjadi pemain atau penonton ketika khilafah bangkit menjadi
pilihan kita. Ibarat permainan sepak bola. Ketika bola masuk ke gawang siapa
yang paling senang dan dapat reward? Tentu pemain bukan. Sedangkan penonton
hanya keciprat bangga nya saja. Sekali lagi pilihan ada ditangan kita. Sebelum
semuanya hanya sebuah penyesalan tentukan pilihan kalian semua. This is My Bright Way.
Wallahu’alam bisawab.
(Hikari Illahi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar