Jumat, 22 Juni 2012

This is My Bright Way

 _____-^^^-

Allah Akbar... Allah Akbar... Allah Akbar... Subhanallah saya begitu takjub ketika berada di Jakarta dalam acara  akbar  Konferensi Nasional Mahasiswa dan Intelektual  beberapa minggu yang lalu. Begitu semaraknya acara itu dan menggelegarkan kampus negeri ternama di Indonesia dengan pekikan Takbir. Walaupun panitia SDM yang minim mampu menghadirkan perwakilan mahasiswa seluruh Indonesia. Selama perjalanan menuju UI sambutan Ar Royyah Al Liwah berkibar menyambut para peserta konferensi, rasanya dalam pikiran ku saat itu Khilafah sudah didepan mata. Subhanallah!  So Great buat perjuangan mahasiswa yang merupakan Agent of Change and also iron stock. Saya sangat bersyukur berada diantara ribuan para muslimah mustanir menjadi salah satu penggerak  roda kampus dalam memperjuangkan islam yang menjadi cita-cita besar umat. Acara ini juga  mengikat ruh jama’i  yang begitu erat, padahal kami satu sama lain tak kenal  tapi itu lah kekuatan sebuah ideologi yang telah mengikat dalam pikiran kami. Ideologi yang berasal dari asas Sang Mudabbir. 

Kami ibarat seorang musafir dan bertemu dengan saudara seperjuangan dalam sebuah agenda besar.  Momen ini juga merupakan the first experience bagi ku dalam mengikuti  jenjang acara Nasiona. Aku sangat bersyukur yang selama ini hanya melihat perjuangan hanya lingkup kota saja kini sudah  merasakan lingkup nasional. Apalagi dalam acara tersebut terdapat perwakilan dari Inggris yaitu Dr. Nazreen Nawaz  sebagai Women Media Representatif of HT. Seperti yang dikutib dari intellectual speech nya yang begitu subhanallah :


So sisters, the youth of Islam should be the Role Model for youth everywhere – and rightly so – because the youth who are the obedient servants to Allah, who grow up in the worship of their Creator, following His Commands, staying away from His Prohibitions, are the ones who are distinguished in their character and the most noble in behavior, slaves to Allah and not slaves to their desires.They are the ones who seek the most perfect ahlaq (morals), aiming high in every aspect of life.
Hmm.. oke kawan mungkin itu sedikit ole-ole yang saya dapat kan dari agenda besar dakwah yang pernah ku ikut, insya Allah nanti bisa gabung dalam acara internasional juga ^^ amin. Subhanallah saya sangat bersyukur dalam medan jejak yang salah langkah hingga detik ini. Koq bisa yah?  Kalian pasti juga bertanya koq bisa ikut dalam agenda besar itu, apa sih pentingnya? Baiklah kawan saya akan sedikit membuka album sejarah jejak yang telah saya ukir hingga saya bisa katakan saat ini Ideologi islam harus kita perjuangkan hingga titik darah penghabisan. Koq sereum banget? ^_^ yah itu lah yang dirasakan seorang hamlu dakwah ketika sudah merasakan manisnya perjuangan  walaupun pahit terasa. Sedikit goresan  perjalanan dakwah  ini semoga bisa sedikit menjadi inspirasi bagi kawan-kawan walaupun masih banyak kekurangan disana-sini. Bismillah.
Genap 21 tahun aku menapaki jejak  bumi Allah.Tapi nafas aturan hidup bukan berasal dari penggenggam jantung dunia, Rabbul Izzati. Bumi yang begitu subur dengan hasil alam yang melimpah, emas ibarat gunung , sumur minyak melimpah ,sebaliknya sumber kekayaannya tak bisa dirasakan oleh umat karena kerakusan kaum pencilat kapitalis.
Dalam episode ini saya akan membuka tabir sejarah hidup saya menemukan begitu indahnynya jejak-jejak islam, jejak para Nabi dan Rasul, jejak saya untuk kali pertama mendaki kata yang bernama ‘dakwah’. Saya hanya butiran debu yang tak berarti , deburan ombak yang mengikuti lempengan magma dilautan, rintikan hujan diantara dahsyatnya gemuruh halillintar. Ya saya hanyalah makhluk biasa yang Allah ciptakan.
Saya bukan dari keluarga ustadz, apalagi kyai. Backround keluarga saya alhmdulilah sudah menjalankan islam artian ketika sudah melaksanakan sholat secara full berarti sudah sempurna islam nya. Saya dan kakak-kakak saya diajarkan sholat dan mengaji dari kecil. Jadi ketika saya sudah menjalankan itu lepaslah tanggung jawab orangtua dalam masalah agama.
Jejak pikiran  saya mulai mengerti  derasnya arus deburan ombak  pencarian ‘who I am “ ketika dibangku SMA. Saya sudah mulai terpikir siapa saya ini dan untuk apa Allah ciptakan saya. Apakah hidup saya untuk belajar atau hanya mencari sebuah kebahagiaan? Tapi pikiran itu hanya berselang tergantung di brain yang belum terurai. Saya mulai berpikir untuk mencari aktivitas lain selain belajar dan belajar. “Emang tujuan  kita hidup cuma belajar”, pikirku. Aku mulai jenuh dengan aktivitas yang tak membuah suatu pengalaman yang “wah”. Apalagi saya termasuk kategori anak yang sangat pemalu, saya enggak suka keramaian yang enggak jelas, tapi ingin selalu mencoba hal  baru. Saya banyak menghabiskan waktu di perpustakaan. Saya pernah membaca biografi-biografi orang hebat, mereka  mengembangkan diri jadi sukses dengan cara ikut organisasi.  Akhirnya saya melirik organisasi disekolah. Ada banyak organisasi , saya pikir dengan mengikuti banyak aktivitas menghilangkan rasa kebosanan saya belajar dan menjadi  salah satu calon orang hebat  juga  ^____^.   Ada beberapa pertimbangan saya memilah organisasi, tentunya itu hal yang menarik bagi saya dan tak mengakibatkan fisik. Saya disekolah suka  melihat mbak-mbak yang terlihat anggun dan cantik ketika kerudung lebarnya terurai panjang dan juga terlihat segerombolan  kakak ikhwan , yang biasa saya sebut dulu, hehe.Saya liat mereka aktivitasnya banyak dimasjid dan secret area. Aku kagum dengan aktivitas mereka. Walaupun  secara kasatmata organisasi PMR, Paskibraka, Marching Band lebih menarik untuk disaksikan tapi hatiku tak bergeming. Aku putuskan untuk memilih ROHIS sebagai pencarian jati diriku.
Alhmdulilah ketika aku mulai gabung di ROHIS terlihat perubahan dengan diriku. Superman kali berubah! Hehe. Maksdunya gini Aku yang dulu Cuma tahu sholat saja yang wajib kini mulai belajar menjalankan hal yang wajib dan sunnah serta belajar untuk memakai kerudung. Memakai kerudung bukan hal yang susah bagiku karena kakak-kakakku sudah memakai semua, kecuali satu kakak ku yang belum mantap. Bismillah aku tutup hijabku dengan kerudung mengulur ke dada. Karena itu merupakan pakaian muslimah yang mesti kupertanggungjawabkan nanti di akhirat.
Dari organisasi ini aku menemukan pengetahuan baru dari mengikuti talkshow remaja, rikhlah sampai mabit bareng ,itu yang dikerjakan oleh kelompok liqo ku. Dari waktu ke waktu juga aku memperbaiki diri , tapi kelalaian masih sering saja aku lalai tak sengaja melakukannya.
Saya pernah diceritakan oleh murrabih (guru) liqo ku mengenai kondisi Palestina , saya sangat teriris melihat kondisi di Palestina yang digempur Israel laknatullah. Sudah bertahun-tahun wilayah itu digempur. Bulir-bulir gerimis  secara reflex membanjiri pipi ketika rutin kami menonton tayangan Palestina. Kami hanya bisa berdoa untuk saudara di Palestina dan mengumpulkan dana yang bisa disumbangkan. Kata murrobi ku kita enggak ada jalan lain menolong mereka selain berdoa dan hanya Allah yang mampu  menolong mereka. Bukankah doa itu selemah-lemahnya iman? “ ,Pikirku. Tapi aku tak menggubris itu semua, pikiranku belum semustanir sekarang. Aku belum berani berpikir kritis saat itu. Genap 1,5 tahun sudah aku menjadi aktivitis bersama saudara-saudara di Rohis. Tapi aku belum menemukan siapa jati diriku.  
Selang waktu berjalan ketika masuk perguruan  tinggi aku pun melanjutkan perburuan hidupku dengn masuk organisasi yang sama dengan Rohis yaitu LDK. Kalian pasti tak asing dengan singkatan itu. Karena hampir seluruh kampus banyak mahasiswa aktif dilembaga tersebut. Lembaga Dakwah Kampuss. Aku aktif  juga di lembaga ini. selain niat untuk belajar islam lebih mendalam lagi, aku pun ingin  lebih mengeksis kan diri menjadi pengurus struktur organisasi menjadi salah satu tujuan . Agenda dakwah yang kami agendakan misal bedah buku islam, kunjungan ke panti asuhan, dll. Serta agenda rutin yang diadakan yaitu milad lembaga yang sedang kamu naungin saat ini, dengan seabrek kegiatan-kegiatan yang dilakukan.  Misal dengan lomba-lomba nasyid, tilawah, kaligrafi sampai lomba fashion show busana muslim dan tak lupa hiburan yang disuguhkan yaitu penampilan nasyid idola para aktivis dakwah kampus, tak jarang mereka gencar masukan proposal untuk bisa mencukupi dana mengundang tim nasdyid nasional. Mereka juga mengadakan tabliq akbar mengudang dai’ kondang nasional. Tentu saja dengan menguras keringat dengan bayaran yang berjuta-juta. Aku sedih dengan kondisi seperti ini koq umat islam mau belajar islam dengan ustadz-ustadz tenar susah minta ampun, bukan hanya susah dilobi tapi yang lebih mencekik lagi bayarannya kawan-kawan. Sungguh angka yang fantastis!! Dakwah sudah dijadikan tumpuan hidup bukan ikhlas sepenuhnya dalam menyebarkan islam. Sehingga para aktivis dilupakan dengan tujuan dakwah secara real malah berada dalam  kegalauan bagaimana umat akan paham jika mengundang ustadz terkenal saja begitu ribet. Aku miris melihat fakta seperti ini.Para aktivis terjebak pada system kapitalisme tapi mereka bungkam dengan akar masalah sekarang. Terjadilah perjuangan yang apatis. Mahasiswa yang seharusnya menjadi leader dalam perjuangan, tapi yang mereka perjuangkan adalah perjuangan yang semu, perjuangan suatu kelompok. Dilema bagi pejuang dakwah!
Derasnya bergolakan batin, dengan seribu pertanyaan apa yang terjadi dengan kondisi mahasiswa serta masyarakat yang makin hari makin sengsara, terutama lagi bisa-bisanya para pejabat  dengan mengajak keluarga besar mereka  bertamasya ke luar negeri atas izin studi banding  agar tatanan bangsa semakin bagus , itulah yang terdengar oleh  telinga masyarakat. Lalu apa hasil yang mereka dapatkan setelah kembali ke tanah air. “oleh-oleh” berupa kerjasama menjual aset bangsa kepada asing. Na’uzubillah. Kemanakah peran mahasiswa ketika kekayaan alam akan dijual ke asing dan banyak pasal-pasal pesanan asing sebagai penanaman modal di negara ini. Mahasiswa saat ini pun sudah terbius oleh perjuangan yang utopis, memperjuangkan islam lewat bantuan parlemen. Jelas ini suatu kebathilan yang tidak dicontohkan baginda Rasul. “Andai matahari ditangan kanan ku dan bulan ditangan kiriku, Aku tidak akan meninggalkan perjuangan ini”.
Suatu ketika penat kejenuhan merasuki pikiranku. Aku duduk diteras masjid yang berada tepat seberangan dengan kampus ku. Setelah berkhalwat dengan Allah siang ini, aku bersandar di salah satu pilar masjid. Aku ingin sejenak melupakan masalah kuliah dan rapat yang begitu rutin menyita waktu istirahatku. Ada salah seorang akhwat mendekati sembari menyodorkan selembaran seperti bulletin membangunkan alam bawa sadarku. Aku belum mengenal akhwat itu, baru pertama ini aku mengenalnya. Mungkin aktivis dakwah kampus tetanggaku kali yah pikirku. Aku pun langsung diajak ngobrol oleh beliau. Entah aku lupa judul bulletin pertama kali yang ku pegang tentang tema apa. Yang jelas aku pertama kali mendengar aktivis seperti itu. Seingatku dia menjelaskan suatu permasalahan yang terjadi  dan menyampaikan solusi  dengan syariah dan khilafah.
“Syariah dan Khilafah”, dua kata itu kini telah menjawab siapa jati diriku dan beribu pertanyaan yang kulihat dengan kondisi sekarang. Aku dan semua makhluk Allah di bumi ini tidak diciptakan Allah begitu saja melainkan tujuan nya untuk beribadah kepadaNya sebagaimana firman Allah Qs. Adz-Dzariyat:56 “Tidak Aku ciptakan manusia dan jin kecuali beribadah kepadaKu”. Tentunya disini beribadah dengan menjalankan syariah islam secara kaffah. Syariat itu tidak bisa kita terapkan sempurna tanpa ada payung yang menaungi yaitu Daulah Khilafah Islamiyah. Ini lah yang akan menjadi bukti keimanan kita kepada Allah, jika kita telah beriman bahwa Allah sebagai Sang Khaliq dan Muddabir tentunya kita tak bisa diam melihat kondisi sekarang. Kita sholeh secara pribadi wajib, haram ketika kita tak mensolehkan orang lain.
“Perumpamaan orang yang menjaga dan menerapkan batas (peraturan) Allah adalah laksana kelompok penumpang kapal yang mengundi tempat duduk mereka. Sebagian mereka mendapat tempat di bagian atas, dan sebagian lain di bawah. Jika mereka (yang ada di bagian atas) membutuhkan air, mereka harus berjalan melewati bagian bawah kapal. Mereka berujar, “Bagaimana jika kami melubangi saja bagian bawah kapal ini(untuk mendapatkan air)sehingga kami tidak perlu sampai mengganggu orang yang berada di bagian bawah.”Jika kalian membiarkan mereka berbuat menuruti keinginan mereka itu, maka binasalah mereka , dan seluruh penumpang kapal itu. Namun, jika kalian mencegah mereka, selamatlah mereka dan seluruh penumpang yang lain.” (HR Al Bukhari)
Itu lah gambaran kondisi kaum muslimin sekarang. Kaum muslin yang 90% islam tapi aturan yang diterapkan merupakan aturan dari manusia yang serba terbatas. Serta kondisi kaum muslimin yang semakin bersikap individualis, hedonis serta liberal telah mengakar. Tak ada kata lagi bahwa kaum muslim itu ibarat satu tubuh sekarang sudah bercerai berai. Konflik Palestina hanya bisa diselesaikan dengan adanya sosok khalifah yang akan menendang Israel dari tanah suci Palestina. Ini lah buah busuk sistem kapitalisme yang semakin  bobroknya. Dengan berbagai persoalan yang ada mulai dari individu, masyarakat bahkan negara akar masalah terletak pada sistem yang ada. Solusi nya kembali kepada hukum-hukum Allah dengan menerapkan syariah dan khilafah. ” ..kemudian akan ada Khilafah,yg sesuai metode kenabian.." (HR. Ahmad). Banyak orang muslim sendiri masih beranggapan bahwa khilafah itu hanya utopis, sedangkan kaum barat yang notabene nya kafir sudah bisa memprediksikan dengan 3 perang ideologi, mereka berpendapat bahwa yang akan menggantikan sistem kapitalisme yang sudah diujung tanduk yaitu negara khilafah fase ke dua. Sehingga mereka berbagai upaya meracuni dan mencuci otak kaum muslimin dengan pikiran barat. Sesungguhnya kita sekarang masih dalam kondisi terjajah, bukan jajahan fisik tapi  pikiran kitalah yang dijajah. Khilafah adalah sebuah sebuah janji, yang tidak datang begitu saja melainkan harus diperjuangkan. “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu mengubah apa yang ada pada dirinya”.
Insya Allah harakah dakwah ini lah yang selama ini ku cari. Harakah  dakwah yang sesuai tujuan untuk menyatukan kaum muslim seluruh dunia dengan mengembalikan hukum-hukum Allah dengan metode perjuangan yang sempurna berkiblat kepada Rasulullah. Harakah yang telah menyatukan negara-negara dunia dengan mengemban ideologi islam. Semakin jelas perjuangan yang  haq dan batil itu. Semoga kita semua istiqomah dibarisan dakwah ini.
 Kereta dakwah akan terus berjalan, Ada atau tanpa kita. Kita yang membutuhkan islam bukan islam yang butuh kita. Menjadi pemain atau penonton ketika khilafah bangkit menjadi pilihan kita. Ibarat permainan sepak bola. Ketika bola masuk ke gawang siapa yang paling senang dan dapat reward? Tentu pemain bukan. Sedangkan penonton hanya keciprat bangga nya saja. Sekali lagi pilihan ada ditangan kita. Sebelum semuanya hanya sebuah penyesalan tentukan pilihan kalian semua. This is My  Bright Way.
Wallahu’alam bisawab.

(Hikari Illahi)












                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar