Sabtu, 19 November 2011

MENGGALI SARANG EMAS di kala hujan




entah apa yang kurasakan saat itu
tiba-tiba hatiku bergetar tak kalah ia menyapaku di sebuah ‘maya’
walaupun dengan hanya salam doa untuk saudarinya yang hampir semua orang melakukan itu terhadap saudaranya
kenapa hati ku bergetar..sperti sosok pertama  kali  ku kenal
padahal dalam setiap pertemuan kami juga tak kalah sering bertemu dalam sebuah antologi

*sekilas berceloteh untuknya…
sosok penuh wibawa
bintang yang terus memberikan cahaya kepada anak-anak bumi
laksana  pensil yang terus di runcing sehingga mencapai puncak ketajamannya
sehingga ia dapat mempunyai peran penting untuk sebuah goresan  setiap sujud terjalnya menapaki lembaran-lemabaran putih
sosok yang hampir nol mendapatkan sebuah raport jelek dalam bait-baitnya
dengan kesehajaanmu membuat orang-orang haus ingin menintip disela-sela metmorfosis kehidupan
kewibawaan  juga tak lepas dari rasa hormat oleh partner kerjamu
tapi engkau selalu dan selalu menundukan setiap bunga2 yang melempar kearahmu.
engkau jadikan bunga itu sebagai kekuatan untuk lebih bisa melukiskan bait-bait dalam kanvas yang siap menjadi saksi bisu perjuangan pahitmu
perjalanan penuh duri untuk menapaki sebuah buah yang manis tergenggam dalam jemarimu hingga detik ini
dan maafkan jika selama ini ku kira engkau sosok yang jika disentuh bak seperti burung emas yang enggan bermain dengan sang burung pipit.
dibalik itu ku temukan engkau sosok yang ingin membagikan biji-bijian serta buah segar itu kepada sebuah burung-burung pipit. engkau rela membagikan itu bahkan engkau pun memberi kami peta bagaimana cara mendapatkan  bijian yang garing nan lembut untuk kami santap dengan lahap.  Memilih madu yan manis pun tak lupa kau ajarkan pada kami. 
aku juga ingin seperti engkau wahai burung emas... terus mengepakkkan sayap walau hujan kian membuat sekucuran  sayap mu basah,,,nadi mu lemah,,
aku tahu tidak mudah menajadi sosok burung emas. yang selalu bangkit tak kalah tangan –tangan nakal menjatuhkannya lewat sebuah ketampel bahkan sebuah peluru tembak pun sekalian. engkau tetap bangkit.
engkau begitu kuat dan terus berjalan demi sebuah tujuan hidup.. ya tujuan hidup.
engkau ingin membuat sebuah sarang emas yang penuh dengan perabotan cantik.. dan bisa berbagi dengan temanmu  ketika teman2mu kelaparan mancari makan,
berjuang untuk hidup, berjuang untuk jiwa
berjuang untuk sahabat sejati

*Begitu acuh.. dingin… individu
Sosok watak ini yang kontras dari ketertarikanku
Sulit menganalis orang seperti mu teman, tapi yang jelas aku tau prinsip mu itu dah erat sampai akar mengingat sbuah pikiran.

terimah kasih sahabat engkau telah memberikan ku sebuah kekuatan untuk bangkit dari kelemahan dan kemalasan ku untuk mngukir tinta emas ku.
aku tak kan berpaling lagi dari warna warna hidup ku
 dan akan terbang bersamamu membuat sangkar emas juga serta menyimpan mutiara di sangkar itu.
disinalah ku berdiri,,disinilah ku tak kan berpaling
karena ku bisa ,,,,terbang


tarian hujan, penyelimut jiwa kosong
12 November  2011




Tidak ada komentar:

Posting Komentar